LEPASNEWS.COM BONE –Tersiarnya pemberitaan terkait keluhan orang tua siswa kepada pihak Sekolah SD Inpres 6/75 Buareng, Desa Buareng, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang menggunakan biaya 430rb persiswa kelas 6 untu rangkaian acara perpisahan dan penamatan.
Sorotan dari orang tua siswa. terkait rencana acara penamatan dan perpisahan siswa kelas 6 yang akan digelar, diwajibkan membayar Rp 430 ribu persiswa.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Sekolah (kepsek) SD Inpres 6/75 Buareng, Hj. Juli membantah bahwa pembayaran tersebut dipaksakan.
“Kami sudah gelar rapat bersama orang tua siswa menyepakati hal tersebut (pembayaran. Red). Bahkan kami rincikan di papan tulis apa-apa yang mesti dibayar,” ujarnya melalui sambungan telpon seluler ke Lepasnews.com, Selasa (23/5/2023) malam.
“Pada rincian kami tulis semua biaya termasuk 8 mobil yang akan digunakan, biaya komsumsi, biaya plakat, biaya masuk ke Tanjung Pallette Rp430 ribu persiswa ditambah nanti orang tua siswa dan guru pendamping yang ingin ikut. Intinya sudah kami rincikan semua,” sambungnya.
Lebih lanjut Kepsek menyampaikan, terkait orang tua siswa yang memiliki dua anak, tetap diberikan kebijakan oleh pihak sekolah.
“Pada waktu rapat kami sampaikan bagi yang memiliki dua anak tentunya ada kebijakan pengurangan pembayaran karna jika 860.000 tentunya berat ,begitupun yang sakit tidak sempat ikut tetap membayar tapi tidak sama nilainya siswa yang berangkat,” Imbuhnya
Hj. Juli menambahkan, bila memang pembayaran tersebut berat, kenapa tidak disampaikan waktu rapat.
“Kami juga terbuka bila memang ada keluhan, silakan datang langsung bicarakan ke kami. Terkait yang tidak pergi, tetap ada kebijakan,” tukasnya.
terkait ihwal tersebut kami akan rapatkan kembali karna ini ribut, apa kegiatan ini batal atau tetap lanjutkan.tutupnya
Sebelumnya diberitakan, orang tua siswa yang pembayaran Rp430 ribu pada acara perpisahan di sekolah tersebut.
Bahkan, pembayaran tersebut wajib walau siswa tidak ikut ke acara perpisahan tersebut.
“Berat sebenarnya pak, tapi pergi atau tidak pergi tetap membayar,” sebut salah satu orang tua siswa melalui pesan instan, Selasa (23/5/2023).
Orang tua siswa yang lain yang meminta identitasnya dirahasiakan (alasan profesi yang digeluti) banyak orang tua yang mengeluh ke dirinya karena dinilai bisa berbicara depan forum, sedangkan orangtua yang lain tidak bisa.
“Kata mereka (para orang tua siswa. Red) wajib membayar, pergi tidak pergi tetap bayar, yang kasih bengkak biaya perpisahan ini dikarenakan biaya traspor pasalnya kendaraan untuk para guru harus ditanggung siswa dan katanya tidak kurang lagi itu biayanya,” katanya.