LEPASNEWS.COM BONE – Keluhan warga pasar Bajoe semakin meluas hal ini menjadi atensi untuk ditindak lanjuti pasalnya pengelolaan pasar semakin Amburadul, di Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone.
Ihwal tersebut diungkap beberapa pedagang pasar yang kesal atas kondisi pasar pasalnya iuran lancar namun pengelolaannya semakin buruk.
Salah satu pedagang Andi Aminah membeberkan kepada awak media ” itu pak zaenal kepala pasar tidak pernah berkantor ia tidak pernah lihat kondisi masyarakat pasar”, ucapnya kesal
Lebih lanjut Aminah menjelaskan Pernah datang sekali pada saat ada berita di media memberitakan pasar Bajoe ambrudul setelah itu tidak pernah muncul batang hidungnya”,sambungnya kepada wartawan Selasa (11/06/2024)
Lebih jauh menjelaskan bahwa kepala pasar itu target 300 ribu rupiah perhari berarti estimasi 9 juta perbulan itu untuk di stor di Dinas perdagangan padahal penjual dipasar mencapai ribuan orang.
“Olehnya itu jika ribuan pedagang yang lancar iuran dipastikan lebih dari 300, RB perhari pertanyaan kemudian lebihnya siapa ambil”, kesalnya
“Begitupun are parkir yang luas dikelolah 5 orang tukang parkir yang tidak memiliki karcis , berarti parkir tanpa kartis adalah pungli “, jelas Andi Aminah
“Jika tak memiliki karcis parkir, pertanyaanya adalah siapa yang ambil uang parkir tersebut”, ucapnya tegas
Diketahui bahwa Kepala Pasar Targetnya Rp300 ribu per hari dengan Estimasi tentunya Rp 9 juta per bulan menyetor ke Dinas Perdagangan.
penjual di Pasar Bajoe mencapai ribuan orang kemudian Siapa yang ambil lebihnya, dari ribuan pedagang yang melakukan pembayaran.
Kepala pasar tidak pernah datang atau ngantor, ituji dua anggotanya yang selalu datang.Kemudian apa alasannya, padahal yang menangani pasar ini mencapai target terus Rp9 juta per bulan dan pasar dibiarkan samraut dan pegelolaanya tidak dibenahi, padahal iuran pedagang sangat lancar.
Diberitakan sebelumnya Kamis (30/5/24) Redaksi Lepasnews.com saat melakukan pemantauan di Pasar Bajoe, yang terletak di Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) dikeluhkan pedagang lantaran tata kelola yang amburadul dan maraknya pungutan liar.
Selain itu, para pedagang mengeluhkan tak adanya sumber air bersih dan jalan yang tak pernah diperhatikan di pasar tradisional terbesar kedua di Kabupaten Bone ini.
“Kami tak pernah menunggak bayar iurannya, tapi berbanding terbalik dengan fasilitas yang kami peroleh. Mulai air bersih tak ada, jalan yang becek dan amburadulnya tata kelola pasar,” ungkap salah seorang pedagang ikan yang meminta namanya tak disebutkan.
Ditambahkannya, ia dan beberapa pedagang lain telah menyampaikan keluhan ini ke pihak pengelola pasar namun tak ada respon hingga saat ini.
“Kalau pembayaran iuran rajin sekali ditagih tapi giliran fasilitas tidak diperhatikan. Bahkan kami mendengar ada isu bahwa para pedagang akan menggelar unjuk rasa,” ujarnya.