LEPASNEWS.COM BONE- Nahas nasib seorang balita 4 bulan 11 hari bernama Alisa Hayankarna terlambat penanganannya oleh pihak RSUD Tenriawaru, nyawa bayi tersebut tak terselamatkan, Kabupaten Bone Sulawesi Selatan .
Anak balita berumur 4 bulan buah hati Pasangan Firman dan Edriana Simamora.dari BTN Wellang’e Kelurahan Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat Kaupaten Bone,meninggal dunia di RSUD Tenriawaru Bone. Senin 10/04/2023.
Sorotan pun tak terhindarkan setelah ayah bayi tersebut menceritakan kronologis sehingga bayinya dinyatakan meninggal dunia.
Berawal pagi pukul 09.00 WITA membawa bayinya yang masih berumur 4bulan 11 hari di IGD RSUD Tenriawaru bersama istrinya karna bayi tersebut mencret.
Akan tetapi pada saat di IGD, pihak rumah sakit dalam hal ini oknum security yang bertugas, mempertanyakan rujukan dari puskesmas, karna tidak ada rujukan orang tua korban membawa pulang bayinya.
Firman menjelaskan orang tua korban “tadi pukul 09.00 saya dengan istri mendatangi Rumah Sakit Tenriawaru Bone, tapi pada saat saya di IGD, oknum security yang sementara bertugas menghampiri saya (red firman) dan menanyakan keperluan saya. Ucapnya sedih
” Lalu Saya sampaikan, saya bawa anak saya untuk berobat karena mengalami menceret,tapi oknum securitynya bertanya ada ji rujukan ta?.Karena tidak memiliki rujukan, jadi saya bawa pulang anaksaya.”Ucap Firmansyah
Lebih lanjut firman menjelaskan setelah di tolak pihak RSUD Tenriawaru,ia kemudian membawa si buah hati ke Puskesmas Watampone untuk ambil rujuk dan pihak puskesmas kembali menyarankan agar anak bayi di bawa RSUD karena keadaan sudah darurat.
“Sekitar jam 11.30 saya ke puskesmas Watampone, dan disana pihak dokter menyampaikan bahwa pasien sudah dalam keadaan darurat dan harus ditangani lebih lanjut oleh pihak Rumah Sakit .Jadi setelah itu saya kembali ke RS. Setelah menyampaikan bahwa anak saya sudah dalam keadaan darurat barulah kami di layani.” Tambahnya sedih.
Beberapa saat setelah mendapatkan penanganan medis, sekitar pukul 16.05 wita, balita tersebut dinyatakan meninggal dunia dan dokter menyampaikan kalau ini sudah lambat untuk ditangani.”pungkasnya.
Atas peristiwa tersebut Humas RSUD Tenriawaru Andi Dedy Astaman menjelaskan, “Membenarkan bahwa memang ada pasien bayi ny. Edriana Simamora pukul 13.00 (bpjs 0003308591597) .jelas Dedy
“Memang saat datang sudah dalam kondisi kritis. Dia kan di tangani di IGD, IGD itu tidak butuh rujukan, kondisi bgitu tidak perlu melewati poli atau apa karena langsung IGD kritis,” ujarnya.
Pasien masuk ke IGD diperkirakan pukul 13.00 WITA langsung ditangani dan dilakukan skrining serta anamnesa awal oleh dokter dan perawat, namun kondisi pasien masuk dalam kondisi kritis sesak, dehidrasi, demam tinggi 41,6 derajat celcius dan sempat mengalami kejang-kejang (dua) kali.
“Selama dalam penanganan serta diberikan obat anti kejang selanjutnya dikonsultasikan ke dokter spesialis anak lalu di berikan obat sesuai instruksi dokter spesialis anak”.
Tenaga medis dan perawat di RSUD telah berupaya namun Allah SWT berkehendak lain sehingga nyawa pasien anak tersebut tidak dapat diselamatkan sekitar pukul 16.00.wita.
Terkait oknum security di IGD paham hal itu. Apa wewenang security menyampaikan itu (butuh rujukan. Red). Saya tidak tahu apakah security yang tidak paham. Tapi kami tidak sembarangan tugaskan sekuriti di IGD,” tambahnya. IGD.tutup Dedy Humas RSUD Tenriawaru.