LEPASNEWS.COM BONE- Rencana Pembangunan Bola Ade Subbie telah melalui beberapa proses, mulai dari Tudang Sipulung di momentum Hari sumpah pemuda tahun 2023, Kunjungan lokasi bersama pak Pj Bupati, Pembuatan legelitas di Akta Notaris serta Pembuatan no Rekening.
Momentum Hari Jadi Bone 694 dalam prosesi mattompang halaman rumah jabatan Bupati, Penjabat Bupati memberi kesempatan kepada Ormas ASSITOBONENGENG yang diwakili Dr. H. Andi Singkeru Rukka untuk menyampaikan maksud dan tujuan pembangunan Bola Subbie serta lounching Rek 100 Ribu untuk per Orang Pembangunan Bola Subbie.
Menariknya kenapa ASSITOBONENGENG hanya mematok nominal sumbangan Rp100 ribu per Orang untuk pembangunan rumah adat Bola Subbie.
Ketua Ormas Assitobonengeng, Dr H Andi Singkeru Rukka, MH kepada wartawan mengatakan, nominal sumbangan yang disama ratakan tersebut bukan tanpa alasan.
Ia menerangkan, jika tak diberi batasan maka bisa saja ada warga Bone menyumbang lebih dari itu. Namun menurutnya menyamaratakan nominal ada makna yang terkandung di dalamnya.
“Kenapa mesti 100 ribu saja? Karena kita ingin membangun kesamaan, kesederajatan sama tinggi dan rendah antara Arung na to sama’e, antara to sugi dengan to peddi, antara pejabat dengan rakyat biasa dengan tetap menghormati wari sebagai salah satu unsur pangaderetta yang bermakna kepatutan dan kepantasan dengan asas “mappallaiseng”,” jelasnya

Lebih lanjut yang ingin dibangun bukan hanya berupa rumah saja. Melainkan ada nilai saling menghargai dan menghormati.
“Yang kita bangun bukan hanya bangunan, tetapi juga nilai-nilai sipakatau sipakalebbi
Dengan dibangunnya bola ade’ta menjadi penanda tegaknya nilai nilai ade’ pangaderetta,” tambahnya.
Menurutnya, Kebudayaan Bugis Bone terdegradasi peradaban luar yang kontra produktif dengan nilai-nilai yang lahir dan tumbuh dikehidupan masyarakat.
Namun tak dapat dibatasi apalagi dihalangi gempuran peradaban yg sekuler dan liberal. Tegaknya kebudayaan kita juga menjadi supporting utama pembentukan watak, karakter generasi muda kita,” lanjutnya.
Andi Singke melanjutkan, sangat ironi jika proses regenerasi kepemimpinan ini tidak di barengi dengan regenerasi nilai-nilai hingga generasi tak mampu menjadi bijak melawan gempuran peradaban.
“Juga menjadi sangat penting pendidikan kita yg berjenjang tidak hanya diajari pengetahuan tetapi juga watak dan karakter agar dapat memiliki kemuliaan perilaku yang “malempu magetteng, ada tongeng, sipakatau sipakalebbi sipakainge, generasi yg dapat mabbulo sipeppa malilu sipakainge mali siparappe nrebba si patokkong,” tutupnya.