Kendor Polisikan Penyebar Hoax,Polisi Akan Melakukan Panggilan Terhadap Terduga Pelaku

Hukrim418 Dilihat

LEPASNEWS.COM BONE – Peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi di jalan Ahmad Yani Kelurahan Macanang Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.Pelaku Kaharman 32 tahun mendekam ruang tahanan Mapolres Bone sejak 15/11/2023 lalu

Peristiwa tersebut yang menewaskan H.Dahlia terjadi Jumat pagi 10/11/2023, sejak itu pula anak korban (H.Dahlia) yang bernama kendor di tuding sebagai pelaku pembunuhan tersebut dan ironisnya kabar itu beredar di media sosial.

Setelah pelaku pembunuhan tertangkap sejak itu pula kabar tudingan terhadap kendor yang di duga pelaku hilang bagaikan ditelang bumi.

Hari ini Rabu 29 November 2023 kendor bersama saudaranya dan Kaka iparnya mendatangi kantor polres Bone guna mempertanyakan laporannya sejak tanggal 20/11/2023 lalu melaporkan pelaku penyebar hoax tudingan membunuh ibu kandungnya sendiri.

Kepada awak media, Kendor menyebut bahwa pihak keluarga telah mengantongi identitas pelaku sekaligus pemilik suara yang menyebut bahwa dirinya membunuh ibu kandungnya lalu pura-pura minta tolong.

“Saya tahu orangnya, saksi pun kami ada. Kalau bukan dia pelakunya saya berani dipenjara. Karena sudah jelas, mana lagi ada saksi yang dia temani saat menyebar rekaman itu,” ungkap, Edar sapaan akrab Kendor

Dalam rekaman suara yang dilaporkan terdengar seorang perempuan menjelaskan bahwa waktu sudah bantai ibu kandungnya ia lari minta tolong.

“Waktunya sudahmi nabantai mamaknya lari ke pertamina (SPBU) mappaturung (Minta Tolong, red), bilang ada parangi mamaku (Hj Dahliah) ada darahnya, naluruika (saya diserang juga) jadi larika, padahal alena muno emma’na (Padahal dia sendiri yang bunuh mamaknya),” ungkap wanita dalam rekaman suara tersebut.

Menurut Kendor, ada seorang pria pernah datang meminta maaf karena telah melingkari foto dirinya lalu unggah di akun facebook.

“Jadi sehari setelah pelaku ditangkap, orang itu datang minta maaf. Kami sekeluarga maafkan, namun pelaku perempuan ini tidak pernah datang mengakui kesalahan. Jadi memang kami ingin diproses secara hukum hingga tuntas,” tutupnya.

Tiga orang anak almarhum Hj Dahliah bersama Kaka iparnya mendatangi Unit Tipiter-Cyber Satuan Reserse Kriminal Polres Bone guna menanyakan kelanjutan laporan dugaan pelanggaran ITE.

Dalam laporan tersebut, Kendor selaku korban merasa dirugikan dengan adanya informasi melalui rekaman suara dan pesan berantai di media sosial yang menyebut bahwa dirinya membunuh ibu kandungnya sendiri.

Menantu Almarhum Hj Dahliah, bernama Nanang mengatakan, bahwa kasus tersebut semestinya tidak dibiarkan berlarut-larut oleh pihak kepolisian.

“Kalau kurang saksi untuk membuktikan keterlibatan terlapor. Kami bisa hadirkan berapa pun diminta oleh penyidik. Apalagi ada saksi yang di dalam grup WhatsApp dimana pelaku mengirim rekaman suara itu mengaku sempat menegur namun tetap dilanjutkan,” tukasnya.

Ia kemudian menerangkan, tujuan pihak keluarkan korban mendatangi Polres Bone untuk menyampaikan kepada pihak kepolisian terkait dengan desakan keluarga besar almarhum.

“Kami datang ke sini untuk menanyakan kelanjutan laporan pelanggaran ITE. Pasalnya, sampai saat ini pihak terlapor belum dipanggil untuk dimintai keterangan,” ungkapnya yang merupakan menantu Almarhum Hj Dahlia.

Ia melanjutkan, pihaknya berharap agar penyidik bertindak cepat. Mengingat pihak keluarga besar korban mengetahui pelaku.

“Bahkan ada beberapa keluarga kalau ketemu di masjid, bilang kalau memang polisi tidak mau ambil pelakunya. Kita yang ambil baru serahkan ke mereka. Namun saya masih bisa tahan,” terangnya.

Dirinya mengungkapkan, pihaknya tak bisa menjamin jika ada tindakan main hakim sendiri dari pihak keluarga korban.

“Kalau setiap hari pelaku terlihat baru tidak ada tindakan siapa yang bisa tahan. Ini menyangkut nyawa, kami kehilangan orang tua lalu dituduh lagi sebagai pelaku,” tegasnya.

Sementara itu, Kendor mengatakan, pihak keluarga besarnya sudah banyak yang geram dengan belum adanya kelanjutan laporannya.

“Keluarga besar kami di Ancol Phatend juga tidak terima. Kalau memang pihak kepolisian tidak ambil pelaku, bisa-bisa kami yang datangi,” tukasnya.

Selaku anak, Kendor mengaku selalu teringat peristiwa tragis yang menimpa ibu kandungnya tiap kali ada yang menanyakan kelanjutan laporannya di kepolisian.

“Kalau tiba-tiba ada yang tanyakan bagaimana mi itu laporanta na adaji pelaku belum diperiksa, disitu muncul rasa emosi, dan saya pasti teringat bagaimana saat menemukan mamaku tergeletak lalu dikejar pelaku,” tutupnya.

Sementara itu Kepolisian Resort Bone memastikan dalam waktu dekat akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi kasus laporan penyebaran Hoax terkait tuduhan Edar Alias Kendor bunuh ibu kandung Hj Dahliah.

Paur Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muchtar mengatakan, ketika panggilan pertama tidak hadir, maka penyidik akan melayangkan panggilan selanjutnya.

“Kalau undangan klarifikasi tidak hadir, bisa diundang lagi. Mungkin juga dalam waktu dekat ada anggota yang datangi saksi,” ungkapnya.

Kalau status kasus sudah naik ke penyidikan terus tidak mau hadir. Itu dua kali panggilan tak diindahkan, maka langsung dijemput.

“Memang kalau status kasus penyelidikan sipatnya klarifikasi bisa berulang dipanggil, tapi tetap diupayakan dihadirkan. Apabila status kasus sudah naik terus tidak mau hadir ya, itu bisa kita panggil paksa,” terangnya.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *