LEPASNEWS.COM BONE – Kementerian Agama Republik Indonesi Kantor wilayah Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan Melaksanakan Rapat Kordinasi sosialisasi pendampingan dan supervisi implementasi kurikulum merdeka pada madrasah zona 2 kanwil kementrian Agama propinsi Sulawesi Selatan tahun 2023.
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan kumpulkan 50 Kepala Madrasah (Kamad) dari empat kabupaten di Sulawesi Selatan yaitu Bone, Soppeng, Wajo dan Sinjai.
Tentunya kepala madrasah yang hadir dari empat kabupaten tersebut akan saling bersinergi dalam Sosialisasi, Pendampingan dan Supervisi Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah.
Kegiatan tersebut dikemas pada Rapat Koordinasi ini dipusatkan di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Bone, Jumat (7/7/2023).
Dalam acara pembukaan, hadir Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Muhammad Tonang beserta staf, Kepala Kantor Kemenag Bone Abd. Hafid M. Talla beserta Kepala Seksi Penmad Kasmaruddin dan Ketua Pojawas Madrasah Andi Nurbudiman.
Sementara itu kegiatan sosialisasi, hadir Sekretaris Pokjawas Madrasah Nasional Syamsuddin Rasyid sebagai narasumber hadir didepan para kepala madrasah dengan materi yang disajikan
“Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah”.
Kepala Kantor Kemenag Bone Abd. Hafid M. Talla dalam sambutannya menerangkan bahwa dihadirkannya 50 Kepala Madrasah dari empat kabupaten sebagai bentuk sinergitas, dalam menerapkan kurikulum merdeka.
“Pertemuan ini sebagai bentuk sinergitas antara kabupaten, bahwa bagaimana nanti modelnya penerapan implementasi kurikulum merdeka,” ujar Kepala Kantor Kemenag Bone.
Menurutnya, Kepala Madrasah sebagai tumpuan harapan-harapan negara dan bangsa, “harapan-harapan negara dan bangsa ada pada bapak yang telah menahkodai madrasah,” kata Abd. Hafid.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Madrasah Muhammad Tonang menjelaskan tujuan dilaksanakan rapat koordinasi.
” Ia menjelaskan bahwa, ditahun 2023 ini pemerintah dan satuan pendidikan di madrasah mau ada penyesuaian sehingga ditahun 2024 sudah terlaksana”, Ucapnya
Lebih lanjut ia juga menyapaikan jika rancangan program kurikulum merdekat tidak hanya para kepala madrasah, akan tetapi Pengawas Madrasah menjadi teman yang setia mendampingi. Pengawas madrasah tidak lagi jadi pembina namun menjadi pendamping.
“Mindset pengawas kita harus rubah, pembina jadi pendampingan. Ini kita lakukan biar para guru tidak takut lagi ketika melihat pengawas, biar tidak ada batas bahwa kita sama-sama belajar untuk merancang program, modul ajar. Apalagi dimasa libur ini kita bisa menyusun itu, tidak apa-apa kita panggil guru bantu kita bersama-sama merancang itu,” tandas Muhammad Tonang.
Kabid Penmad ini juga menyebutkan tujuh program prioritas Kementerian Agama RI, pendidikan madrasah sendiri harus melaksanakan dua dari tujuh program tersebut. Selain moderasi beragama, ada program transformasi digital yang berguna dalam kegiatan belajar di madrasah. (*)